Sabtu, 21 November 2009

Cinta dan Waktu


Alkisah disuatu pulau kecil tinggallah benda-benda abstrak seperti cinta, kesedihan, kekayaan, kebahagiaan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.
Suatu ketika datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan segera menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat segera menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tiodak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai untuk mencari pertolongan. Sementara itu air semakin naik dan mulai membasahi kaki Cinta.
Tak lama kemudian Cinta melihat kekayaan sedsng mengayuh perahu. “Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak Cinta. “Aduh maaf Cinta, perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tidak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu diperahuku ini.”
Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali namun kemudian dilihatnya kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan, tolong aku!”, teriak cinta. Namun Kegembiraan terlalu bergembira menemukan perahu sehingga ia tidak mendengar teriakan Cinta.
Air makin tinggi membasahi sampai ke pinggang dan cintapun mulai panik. Tak lama kemudian lewatlah Kecantikan.”Kecantikan , bawalah aku bersamamu”, teriak Cinta. “Wah Cinta, kamu basah dan kotor, aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku ini”, sahut Kecantikan.
Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itulah lewat Kesedihan. “Oh Kesedihan bawalah aku bersamamu”, kata Cinta. “Maaf Cinta, aku sedang sedih, dan aku ingin sendirian saja…”, kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta sudah mulai putus asa, ia melihat air semakin naik dan akan segera menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah terdengar suara, “Cinta, mari segera naik perahuku”. Cinta menoleh ke suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat ia naik ke perahu itu tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itulah Cinta baru sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang telah menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakan orang tua itu kapada penduduk tua di pulau, siapa sebenarnya orang tua itu. “Oh, orang tua itu tadi?, dia adalah Waktu,” kata orang-orang tersebut. “Tapi kenapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalkupun enggan untuk menolongku”, tanya Cinta heran. “Sebab hanya waktulah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari cinta itu…”.

Reog Gunungkidul


Reog Gunungkidul itu identik dengan kegiatan rasulan, bersih desa, yang selalu diselenggarakan tahunan. Sore tadi kami menyaksikannya di wonosari, suatu dokumentasi dalam bentuk film yang diputar di lapangan olah raga depan rumah eyang.
Anak-anak disertai orang tuanya keluar malam itu, bila mendengar suara gamelan reog yang khas satu-satu. Musik gamelan dengan komposisi yang amat sederhana, hanya mengandalkan kendang, kenong-kempul dan gong, malam itu ditambah 'drum' atau bedug untuk lebih menimbulkan efek berdegub, seolah panggilan bagi seluruh warga desa untuk menyatu.

Mas Darminta ada di situ, di samping istri dan anaknya, menyaksikan tariannya sendiri ketika menjadi warok, salah satu episode dalam reog Gunungkidul. Badan mas dar memang gempal, sebagaimana semua pemeran warok dalam episode itu. Mas Herry, penjual ticket bus malam di terminal, badannya lebih gempal lagi, juga di sana. Mas darminta sendiri adalah sopir bus.

Para warok ini bergerak dengan kaki beringsut-ingsut, tangan mengedang menggerak-gerakkan tali besar yang dipakai sabuk celananya. Busana khas petani jawa, hitam-hitam longgar, ini sesekali berkibar oleh gerakan angin, menyingkapkan tatto di tubuh pemainnya.
Tatto, sudah biasa menghiasi dada, lengan, punggung dari para warok ini. Tatto ini kadang tersingkap dari celah baju hitam yang mereka kenakan, menambah kesan 'sangar' dari mereka.

Saya menduga, adegan atau episode warok ini dalam repertoir reog Gunungkidul, adalah adegan sisipan. Kelihatan berbeda dari episode lain dalam repertoir reog tersebut, diiringi oleh gendhing dan pukulan gendang yang berbeda pula. Mungkin diambil dari repertoir reog ponorogo, yang di sana adegan itu lebih punya tempat, ada sebab musabab yang membenarkan kehadirannya.
Episode lain dalam reprertoir reog Gunungkidul biasanya hanya berupa tarian pertempuran antara kelompok kiri dan kanan: hitam dan putih atau merah dan putih. Ini diwakili oleh pertempuran antara sekelompok pasukan hitam melawan sepasukan putih, oleh panglima pasukan hitam melawan panglima pasukan putih. Tapi kali ini, repertoir itu ditambah dengan adegan warok, 'bujangganong', kuda lumping, dan 'penthul-tembem'. Semua tambahan ini untuk refinement, untuk membuat pertunjukan lebih lama dan lebih variatif.

Pertunjukan reog di Gunungkidul, pada dasarnya, mau menggambarkan harapan, bahwa kesulitan bisa diatasi. Bahwa perjuangan tidak sia-sia: ada kalanya kalah dan ada kalanya menang. Repertoir reog Gunungkidul memang tidak memenangkan salah satu kelompok yang bertempur, entah itu kelompok hitam atau putih. Keduanya menang dan keduanya kalah, secara bergiliran. Suatu cerminan cara mereka menyikapi situasi mereka sendiri yang secara berkala menghadapi masalah dengan cuaca: kadang terik gersang, kadang hijau karena hujan. Mereka tidak ingin mengalahkan alam yang menyulitkan hidup mereka, tapi mencoba memahami dan menjalani hidup bersamanya.

Sabtu, 14 November 2009

Kekuatan Api Cinta


Assalamu'alaikum..
Sore ini nampak cuaca yang cerah sekali di sekitar tempat tinggalku. Secerah suasana hatiku saat ini. Mudah-mudahan Anda juga dalam keadaan seperti yang aku rasakan saat ini. Semoga..!! Bicara soal cinta, menarik bagiku untuk sedikit bertanya tentang apa itu cinta? Cinta mungkin bagi sebagian orang dipandang sebagai sebuah benda abstrak. Menurutku cinta memang begitu adanya, abstrak. Dia ada namun tidak dapat kita lihat dengan mata telanjang kita. Kekuatan dari cinta itu benar adanya, dan bagi yang sedang jatuh cinta apapun akan dilakukannya demi sebuah cinta. Petikan lagu "wong yen lagi gandrung ra perduli mbledhosing gunung...dst", mungkin sedikit menggambarkan tentang kekuatan cinta.
Hati itu terkadang seperti baja, maka jangan digergaji, dikapak ataupun di palu…
Alkisah suatu ketika, Kapak, Gergaji, Palu, dan Nyala Api sedang mengadakan perjalanan bersama-sama. Di suatu tempat, perjalanan mereka terhenti karena terdapat sepotong besi baja yang tergeletak menghalangi jalanan. Mereka berusaha menyingkirkan baja tersebut dengan kekuatan yang mereka miliki masing-masing.
“Itu bisa Aku singkirkan,” kata Kapak. Pukulan-pukulannya keras sekali menghantam baja yang kuat dan keras juga itu. Tapi tiap bacokan hanya membuat kapak itu lebih tumpul sendiri sampai ia berhenti.
“Sini, biar aku yang urus,” kata Gergaji. Dengan gigi yang tajam tanpa perasaan, ia pun mulai menggergaji. Tapi kaget dan kecewa ia, semua giginya jadi tumpul dan rontok.
“Apa kubilang,” kata Palu, “Kan aku sudah omong, kalian tidak bisa. Sini, sini aku tunjukkan caranya.” Tapi baru sekali ia memukul, kepalanya terpental sendiri, dan baja tetap tak berubah.
“Boleh aku coba?” tanya Nyala Api. Dan ia pun melingkarkan diri, dengan lembut menggeluti, memeluk, dan mendekapnya erat-erat tanpa mau melepaskannya. Baja yang keras itu pun akhirnya meleleh dan cair…
Wassalam..

Kamis, 12 November 2009

Ada "Baywatch" di Gunungkidul



Masih ingat film seri Baywatch? Itu loh, film yang berkisah tentang kehidupan para penjaga pantai di Amerika. Wanita-wanita cantik dan pria-pria ganteng bergerak sigap menangani aneka kecelakaan pantai yang menimpa wisatawan.

Di setiap tempat wisata pantai tim penyelamat ini memang lazim ada. Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memiliki sejumlah obyek wisata pantai pun mulai menggagas tim penyelamat ini.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Gunungkidul akan mendirikan posko penyelamatan terpadu di sejumlah kawasan wisata pantai untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.

"Kami akan melengkapi kawasan pantai dengan pos terpadu. Pos terpadu itu didirikan untuk mengantipasi kemungkinan ramainya pengunjung saat liburan dan akhir pekan," kata Kabid Pengembangan Produk Wisata Disparbud Gunungkidul Birowo Adhie di Wonosari, Jumat (23/10).

Ia mengatakan, pembangunan posko terpadu di antaranya melibatkan petugas medis dari Dinas Kesehatan dan tim SAR pantai selatan. Dengan adanya posko tersebut akan mempermudah penanganan kesehatan dan mencegah terjadinya kecelakaan laut yang disebabkan kelalaian pengunjung.

"Pos tersebut akan mendekatkan pelayanan kepada wisatawan, tim SAR juga lebih mudah melakukan tugasnya untuk mengingatkan kepada pengunjung saat terjadi gelombang dan ombak laut besar," katanya.

Ia mengatakan, pengamanan akan terfokus di kawasan wisata Pantai Baron, Kukup, dan Krakal, sebab pantai tersebut masih menjadi tujuan utama wisata di Gunungkidul yang selalu dikunjungi ribuan wisatawan saat libur dan akhir pekan.

Menurut dia, selain mendirikan posko penyelamatan, kawasan wisata pantai selatan juga akan ditata agar lebih indah dan nyaman. "Kami akan mengembangkan kawasan pantai lebih terencana sehingga kepariwisataan di Gunungkidul berkembang sesuai arah pembangunan," katanya.

Terkait dengan sering terjadinya gelombang pasang akhir-akhir ini, Birowo menjelaskan, beberapa langkah terus dilakukan. Semua tempat wisata pantai harus dilengkapi dengan sistem peringatan dini jika terjadi gelombang tinggi dan ombak besar.

"Para wisatawan harus mengetahui apa yang akan dilakukan dan ke mana harus menyelamatkan diri karena setiap pantai telah dilengkapi jalur evakuasi apabila ada gelombang pasang atau tsunami," katanya.

Menurut dia, pemerintah kabupaten juga terus menata sarana pendukung pariwisata, seperti hotel, restoran, tempat parkir serta sentra pedagang makanan khas dari ikan laut. "Pemkab Gunungkidul berharap sektor pariwisata akan mengalami perkembangan pesat sehingga mampu menopang sumber pandapatan asli daerah," katanya.

Selasa, 10 November 2009

Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas


Raja dan Ratu..

Arjuna


Arjuna sedang berjuang melawan segala hal yang menjadi penghalang dalam hidupnya. Penuh dengan derita dan cobaan yang kerap mendera kehidupannya, ia tetap tegar. Kapanpun dan di manapun, ia selalu bertindak santun, mendahulukan akal daripada otot. Arjuna, itulah jalan hidupmu, yang sabar wae yow..??
Template Design by SkinCorner from Jack Book